Pasar Pariwisata Domestik Diprediksi Meningkat Pasca Wabah
Antariksawan Jusuf (dipublikasikan pada Selasa, 28 April 2020 09:34 WIB)
- Laporan
Di tengah gempuran wabah covid19, kalangan pariwisata diharapkan menggunakan waktu sekarang ini untuk pembenahan internal.
"Ini momentum yg baik untuk meningkatan kualitas aspek fisik dan pelayanan hotel karena pasar relatif susah “digerakan” karena fear to travel," kata mantan dirjen pariwisata Thamrin Bachri kepada belambangan.com.
Untuk kalangan pariwisata Banyuwangi yang sebenarnya kondisi wisatanya baru berkembang, pekerjaan rumahnya adalah selalu memberitahu pasar yang saat ini dalam situasi "wait and see".
"Mereka ini perlu informasi "go atau no go" meskipun hemat saya perlu dikomunikasi ke pasar tapi jangan pihak hotel atau asosiasinya sebaiknya oleh crisis center yg resmi agar lebih dipercaya," tambah dosen S2 di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini.
Mengenai kesulitan yang dihadapi hotel-hotel di Banyuwangi yang relatif baru, Thamrin mengatakan kalau hotel-hotel baru yg merupakan hotel jaringan relatif lebih mudah mempertahankan imagenya. "Meski tingkat huni yang mungkin turun, sedangkan hotel-hotel baru dengan nama-nama lokal perlu kerja keras untuk meningkatkan imagenya lewat PR."
Virus covid yang diperkirakan masih akan mewabah berbulan ke depan tentu membawa dampak serius. Setelah wabah berlalu pun masih perlu waktu untuk rehabilitasi. "Berbagai program insentif sebagai bagian dari upaya promosi sudah dapat dijalankan seperti harga diskon, paket diskon. Misalnya menginap 2 malam gratis 1 malam. Namun unsur kebersihan dan higienis dan sanitasi tetap jadi titik tekan dan bagian dari promosi."
Thamrin mencontohkan kerja lebih keras itu harus dilakukan. "Setiap pagi sekarang, kamar dan lobby disemprot dengan disinfektan yg tidak berbahaya bagi manusia. Pintu lobby masuk ada sabun pencuci tangan dan seterusnya."
Yang dianggap sangat berperan dalam perencanaan, pengembangan dan pemasarannya adalah Dinas Pariwisata bersama para pemangku kepentingan lainnya. Berbeda dengan produk berupa barang, produk pariwisata harus dipandang sebagai sebuah “totalitas” atau disebut juga "total tourist experience” yang terdiri dari berbagai komponen seperti Atraksi wisata, Aksesibilitas, dan Amenities (triple A) bahkan unsur manusia juga melekat di dalam produk pariwisata.
Thamrin memperkirakan pasar pasca covid-19 di antaranya adalah “pasar domestik” akan menjadi pangsa yang potensial termasuk pelaku perjalanan bisnis dan kelompok milenial untuk dijadikan target pasar. Diperkirakan destinasi wisata yang akan menawarkan paket-paket wisata murah sehingga destinasinya akan terposisi sebagai “budget friendly destination”.
Jadi kata ahli yg percaya dengan slogan "tourism is people" ini para pekerja wisata harus lebih meningkatkan pentingnya kebersihan, higenitas dan sanitasi yg mempengaruhi selera dan pilihan wisatawan.
Faktor yang turut mewarnai produk pariwisata adalah manusianya (SDM). SDM tidak hanya harus profesional di bidangnya, tetapi juga dapat menjadi "host community” yang “tourist friendly”. "Ini tentu perlu dipersiapkan lewat berbagai kegiatan DIKLAT baik yang bersifat formal maupun non-formal," kata alumnus Hospitality & Tourism University of Wisconsin-Stout, AS ini.
Redaktur menerima berbagai tulisan, kirimkan tulisan anda dengan mendaftar sebagai kontributor di sini. Mari ikut membangun basa Using dan Belambangan.








